SOSIALISASI PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS DI UNIT PELAYANAN HEMODIALISA
Acara PKRS di Ruangan Hemodialisa yang diadakan pada tanggal 27 April 2016 diikuti oleh pasien dan keluarga pasien, baik pasien lama maupun pasien baru. Acara yang berlangsung sekitar jam 09.00wib sampai jam 12.30wib itu berlangsung sangat meriah. Semua peserta sosialisasi nampak antusias dalam mengikuti acara tersebut.
Narasumber pada kegiatan PKRS tersebut adalah dr. Amrita, Sp. PD dan dr. Faizah Sp. GK. Dalam acara kali ini mengangkat tema gagal ginjal kronis. Saat pemberian materi dr Amrita, Sp.PD menjelaskan bahwa ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan ukuran hanya sebesar kepalan tangan ternyata memiliki fungsi yang vital bagi tubuh. Beliau menyatakan bahwa ginjal yang sehat mampu memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk limbah dan air ekstra. Limbah dan air ekstra ini selanjutnya dibuang dalam bentuk urin.
Gangguan ginjal atau lebih dikenal dengan gagal ginjal biasanya ditandai dengan mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Gangguan ginjal ini bisa disebabkan oleh gangguan metabolisme asam urat, gangguan elektrolit (hiperfosfatemia, hiperkalemia, hipokalsemia), hipertensi atau gangguan metabolisme glukosa (karbohidrat), lemak, kalsium, dan vitamin D.
Apakah hemodialisa itu? Hemodialisa (HD) adalah adalah suatu proses menggunakan mesin HD dan berbagai aksesorisnya dimana terjadi difusi partikel terlarut (salut) dan air secara pasif melalui darah menuju kompartemen cairan dialisat melewati membran semi permeabel dalam dializer. Singkatnya Hemodialisa bertujuan untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak diinginkan dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebih.
Di RSUD dr Loekmono Hadi sendiri sudah dibuka unit pelayanan hemodialisa sejak Desember 2015. Dalam pernyataannya kemarin (27 April 2016) Bapak Suhardi, S.Kep. Ns selaku kepala unit hemodialisa menjelaskan bahwa semua pasien BPJS/ASKES bisa dilayani rawat inap dan rawat jalan. Sementara untuk pasien JAMKESDA yang bisa dilayani hanya pasien rawat jalan saja. Pada kesempatan yang sama, beliau juga menjelaskan beberapa syarat administrasi yang harus dipenuhi agar pasien gagal ginjal dapat dilayani di RSUD dr Loekmono Hadi, yaitu :
- Surat Travelling (bagi pasien dari RS luar).
- Surat rujukan dokter keluarga/klinik Pratama/Puskesmas.
- Asli dan Fc kartu BPJS.
- Asli dan Fc KTP.
- Fc KK.
- Hasil lab. terakhir (4 – 7 hari).
Tingginya kasus gagal ginjal terjadi karena pola hidup dan pola makan masyarakat Indonesia yang kurang sehat. Menurut dr. Faizah, Sp. GK selaku dokter spesialis gizi di RSUD dr Loekmono Hadi pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa harus melakukan diet agar asupan gizi dan kebutuhan tubuh menjadi seimbang untuk mencapai berat badan yang diinginkan atau mencegah kenaikan berat badan. Berikut ini adalah panduan diet yang bisa dilakukan oleh pasien hemodialisa:
- Karbohidrat: 50-60% jumlah kalori.
- Protein: 1,2 -1,4 g/kgBB (± 15% jumlah kalori).
- Lemak Total: ± 25-35% jumlah kalori.
- Lemak jenuh: < 7% jumlah kalori.
- Lemak tak jenuh tunggal: ± 10% jumlah kalori.
- Lemak tak jenuh ganda: ± 20% jumlah kalori.
- Kolesterol: < 200 mg/hari.
- Kalium: 2-3 g/hari.
- Natrium: 2-3 g/hari.
- Cairan: 1 lt/hari ditambah urin out put harian.
Untuk memeriahkan acara, unit pelayanan hemodialisa menyiapkan quis berhadiah menarik yang dibagikan kepada peserta sosialisasi yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Pertanyaannya seputar materi yang telah disampaikan oleh dr. Amrita Sp, PD dan dr. Faizah Sp. GK.
Diakhir acara dr. Faizah, Sp. GK mengingatkan kepada para peserta sosialisasi untuk menjaga kesehatan ginjal dengan memulai gaya hidup sehat yaitu dengan olah raga cukup, istirahat cukup, kelola stres dengan baik, dan tidak merokok.