Oleh : dr. Abdul Hakam, M.Si.Med, Sp.A.
Banyak sekali pertanyaan dari orang tua terhadap tenaga medis, apakah bayi boleh diberi gula dan garam, bolehkan ditambahkan pada makanan pendamping ASI?
Kita ketahui bahwa gula adalah karbohidrat yang mempunyai fungsi sebagai sumber tenaga, perlu diketahui bahwa gula yang ada dipasaran adalah gula bebas. Yang secara alami didapatkan di bahan sirup, jus buah dan madu. Maksud dari memberikan gula adalah memberikan tambahan energi sehingga peningkatan signifikan tanpa pemberian nutrisi yang lain.
Menurut para peneliti, makanan yang bergula lebih baik dihindarkan pada tahun pertama, sebab cenderung menurunkan nafsu makan bayi terhadap makanan yang lebih bergizi serta nilai gizi yang kurang baik atau rendah. Pemberian jus harus juga dibatasi karena bila berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi ASI atau susu formula dan makanan yang lebih banyak gizi, menimbulkan gejala gangguan pencernaan, karies gigi sampai terjadi mal nutrisi. Majalah anak Amerika membatasi pemberian jus buah jangan lebih dari 250 cc setiap hari.
Pemberian garam pada bayi seringkali jadi masalah pada tubuh bayi, kita harus tahu bahwa natrium berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh. Kebutuhan natrium pada bayi sangat sedikit (100 mg – 200 mg) atau sekitar 1 sendok teh sehari. Badan Kesehatan Dunia tidak melarang penambahan garam, namun pemberiannya dibatasi sesuai kebutuhan. Bila makanan bayi diberikan melebihi kebutuhan, resikonya besar dapat menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal bayi sehingga dapat menyebabkan bayi kelebihan natrium dan gangguan keseimbangan cairan, pada resiko beratnya bayi dapat mengalami kejang.
Garam tidak boleh ditambahkan pada MPASI buatan pabrik, namun boleh mulai ditambahkan untuk anak usia 1-4 tahun menambah rasa, sehingga bayi kurang 1 tahun tidak disarankan mengkonsumsi makanan yang diasinkan, saus botol, kecap, sereal sarapan komersial juga harus dihindari karena tinggi garam.