Oleh : dr. Agung Kadarman Stefanus, Sp.KJ
Perasaan kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Kecemasan pada dasarnya bukan merupakan gangguan. Kecemasan ini merupakan sinyal yang menyadarkan. Ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam, sehingga dalam banyak hal ia justru mampu meningkatkan kewaspadaan dan membuat tubuh bersiap melakukan suatu tindakan untuk mengatasi ancaman.
Kecemasan ini harus dibedakan dengan ketakutan. Keduanya sama-sama sinyal yang menyadarkan, tetapi rasa takut merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, bersifat eksternal (dari luar), jelas dan bukan bersifat konflik. Kecemasan merupakan respon dari suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, bersifat internal (dari dalam), samar-samar dan bersifat konflik. Kecemasan mengacu pada antisipasi terhadap kekhawatiran akan masa depan (sesuatu yang belum tentu terjadi).
Kecemasan Menjadi Gangguan
Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Secara umum, kecemasan itu dikatakan menyimpang bila rasa cemas atau takut tidak proporsional atau berlebihan, sehingga individu tidak mampu meredam (merepresi) rasa cemas tersebut, di mana kebanyakan orang akan mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti. Kecemasan ini berlangsung hampir setiap hari selama 6 bulan atau lebih dan menimbulkan gangguan pada individu untuk berfungsi secara normal. Gangguan fungsi kehidupan sehari-hari ini bermanifestasi dalam gejala penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Gejala Umum Gangguan Kecemasan
Setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu. Beberapa gejala yang muncul tidak sama. Pada individu tertentu satu gejala menonjol, tetapi pada individu yang lain gejala tersebut kadang tidak mengganggu. Beberapa gejala yang sering muncul :
- Perasaan cemas atau kuatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu beristirahat dengan tenang (inability to relax).
- Ketegangan motorik : kedutan otot atau rasa gemetar, otot tegang/kaku/pegal linu, tidak bisa diam, mudah lelah.
- Hiperaktivitas otonomik : Nafas pendek/ terasa berat, Jantung berdebar-debar, telapak tangan basah, mulut kering, kepala pusing/ melayang, mual, mencret, perut tidak enak, muka panas/badan menggigil, buang air kecil lebih sering, sukar menelan/ rasa tersumbat.
- Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang : perasaan jadi peka/ mudah ngilu, mudah kaget/terkejut, sulit konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung.
2. Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan