Oleh : dr. Agus Probo Suyono, Sp.JP
Fibrilasi atrium (FA) merupakan gangguan listrik jantung yang sering ditemui namun jarang disadar. Jantung memiliki sistem listrik yang dialirkan dari serambi menuju bilik jantung yang mengatur pompa jantung. FA terjadi akibat gangguan sinyal listrik pada serambi jantung sehingga serambi jantung bergetar dantidak berfungsi dengan baik. Pada keadaan seperti ini darah terakumulasi di serambi jantung dan membentuk bekuan darah yang dapat terlepas dan berakibat stroke penyumbatan apabila menyumbat di pembuluh darah otak. Selain itu FA juga berakibat gagal jantung yang menyebabkan gejala cepat lelah, pusing, dan sesak nafas. FA merupakan kondisi progresif jika tidak diobati maka dapat memperburuk kondisi kesehatan dan menimbulkan komplikasi. Pola hidup sehat saja belum menjamin untuk tidak terjadi FA.
Faktor risiko FA adalah :
– usia > 60 tahun | – penyakit tiroid/gondok |
– tekanan darah tinggi | – diabetes |
– penyakit jantung koroner | – penyakit paru kronik |
– lemah jantung/gagal jantung | – konsumsi alkohol |
– penyakit katup jantung | – infeksi berat |
– gangguan tidur |
Gejala penyakit beragam tiap individu, dan dipengaruhi usia dan penyakit yang mendasarinya.
Gejala-gejala :
– cepat lelah | – nyeri dada |
– denyut jantung tidak teratur | – pusing, berputar, pingsan |
– sesak nafas | – buang air kencing semakin sering |
– berdebar-debar |
Diagnosis dan pengelolaan FA
Diagnosis dapat dengan alat elektrokardiogram (EKG), atau dengan alat perekam Holter yang lebih akurat merekam sampai 7 hari bahkan saat pasien tidur.
Saat pasien terdiagnosis FA berbagai macam pengobatan dan intervensi dapat dilakukan, meliputi :
– kardioversi adalah salah satu tindakan memberikan kejut listrik pada dada pasien dengan tujuan untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal.
– radiofrekuensi ablasi adalah salah satu tindakan pilihan untuk mengatasi FA pada pasien yang tidak membaik atau tidak dapat diberikan terapi obat-obatan.
– selain itu dapat dilakukan pemasangan payung di auricula serambi kiri jantung untuk mengurangi risiko stroke.
– pemberian obat antikoagulan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah dalam jantung sehingga mengurangi risiko stroke.
Apakah antikoagulan itu?
Sering disebut sebagai pengencer darah atau anti penggumpalan darah berfungsi mencegah proses pembekuan darah. Obat ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah senagai komplikasi akibat FA, obat yang tersedia berupa warfarin, penghambat thrombin dan penghambat faktor Xa.
Oleh karena itu kita wajib waspada dan mengenali lebih dini akan terjadinya FA, karena satu dari enam stroke terjadi akibat FA. Maka kenali irama jantung anda dan cegah stroke.
Dikutip dari PERKI Vabang Semarang pada acara World AF Day