Archives Maret 2017

GANGGUAN JIWA

Oleh : dr. Syarifah Rose Pandanwangi, Sp.KJ

Gangguan jiwa  menduduki urutan ke-6 beban penyakit di seluruh dunia. Jiwa sendiri merupakan pikiran, perasaan dan perilaku yang dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Gangguan jiwa adalah  kumpulan gejala berupa pola perilaku atau pola psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) dan menimbulkan hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi  penting manusia. Gangguan dapat merupakan  kombinasi perasaan, perilaku, komponen kognitif atau persepsi, yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Gejala klinis gangguan jiwa yang menimbulkan penderitaan dapat berupa rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu dan gangguan fungsi organ seperti maag, pusing, berdebar-debar, kelumpuhan dll. Gejala klinis ini juga menimbulkan hendaya pada fungsi manusia, dapat  sebagian atau seluruhnya  yaitu fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi perawatan diri dan penggunaan waktu luang.

Penyebab gangguan mental bervariasi merupakan gabungan dari faktor biologi, faktor psikoedukasi dan sosiokultur. Gangguan jiwa ini telah dikelompokkan secara obyektif pada beberapa kelompok gangguan. Diantaranya gangguan akibat penyakit otak atau diluar otak yang mengganggu fungsi otak, gangguan akibat narkoba, gangguan proses fikir, gangguan perasaan, gangguan perilaku, gangguan pada anak dan remaja dan gangguan terkait kebudayaan. Terdapat lebih dari 100 gangguan yang telah dapat dikelompokkan, dari yang ringan sampai berat, dari yang bisa sembuh sempurna sampai menjadi gangguan kronis dan mengalami kemunduran. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau lebih gangguan jiwa.

 Penatalaksanaan gangguan jiwa menggunakan psikofarmaka untuk menekan dan menghilangkan gejala dan psikoterapi untuk memperbaiki kemampuan beradapatasi. Layanan untuk gangguan jiwa juga telah berkembang. Sebelum diketemukannya obat, penderita gangguan jiwa di “penjara” di rumah sakit jiwa  untuk waktu tak terbatas. Dengan penemuan obat untuk gangguan jiwa pada tahun 60-an, teknologi imaging  pada tahun 80-an serta riset psikososial, pelayanan kesehatan mental telah berubah. Penderita gangguan jiwa memerlukan rawat inap di rumah sakit jiwa  atau rumah sakit umum yang mempunyai psikiater bila mengalami fase akut dari gangguan jiwanya selama 4-6 minggu sampai gejala mereda dan selanjutnya berobat di poliklinik/ instalasi rawat jalan.

Stigma atau diskriminasi merupakan hal yang umum untuk penderita gangguan jiwa. Pendapat ini menambah beban dan hendaya akibat gangguan jiwa.

OLAH RAGA OTAK MENCEGAH KEPIKUNAN DINI

Oleh : dr. Satya Gunawan, Sp.S

 

Olahraga otak berguna untuk mencegah pikun datang lebih cepat daripada yang seharusnya. Otak sendiri terdiri dari dua bagian, otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berguna untuk hal-hal yang berhubungan dengan analitik, termasuk yang mengatur pembicaraan sehari-hari kita dan  fungsi otak kanan mengatur hal-hal yang bersifat kreatif, seperti seni. Bagaimana cara melatih keduanya?

Melatih Fungsi Otak Kiri :

  1. Bermain teka-teki silang: TTS dan permainan asah otak sejenis adalah latihan yang efektif agar otak kiri tetap aktif.
  2. Belajar berhitung: dapat membantu otak kiri terbiasa berpikir cepat dan analitis berdasarkan logika.
  3. Biasakan menulis: menulis dapat membantu meningkatkan aktivitas otak kiri karena membutuhkan penggunaan kata, struktur kalimat, dan ejaan. Bergabung dengan jaringan sosial, seperti Facebook, Twitter, atau MySpace membantu Anda terbiasa membentuk kalimat yang baik.
  4. Teratur membaca: dapat melenturkan otot-otot otak, baik bacaan ringan (seperti komik atau majalah) maupun bacaan untuk informasi.
  5. Pelajari sesuatu yang baru: mempelajari keterampilan baru yang membutuhkan kemampuan analisis, seperti belajar bahasa baru berguna menambah keterampilan sekaligus tetap mengasah otak.

Melatih Fungsi Otak Kanan :

  1. Melukis: Menggambar adalah cara untuk memvisualisasikan sesuatu, merupakan latihan yang baik bagi otak kanan.
  2. Bermain permainan strategi: permainan strategi seperti catur, monopoli, atau permainan komputer lainnya, akan menggunakan otak kanan yang dapat membantu Anda untuk lebih berpikir kreatif.
  3. Menyanyi: Memecahkan masalah adalah fungsi otak kanan, sehingga bernyanyi tentang masalah yang sedang Anda hadapi dapat membantu Anda menyelesaikannya.
  4. Pelajari sesuatu yang baru yang Anda belum pernah ketahui sebelumnya, seperti tentang aromaterapi atau belajar melukis, memahat, bermain gitar, atau bermain piano.

Selain hal-hal tersebut, ada beberapa olahraga otak lain yang dapat membantu melatih baik fungsi otak kanan maupun otak kiri, di antaranya:

  1. Membiasakan aktif menjadi kidal (aktif tangan kiri) dan juga kanan: coba lakukan pekerjaan sehari-hari dengan tangan non-dominan.
  2. Ubah rutinitas: Latihan yang bisa dilakukan misalnya: mandi dengan mata tertutup atau mengatur ulang kantor atau meja.
  3. Latihan fisik: dapat meningkatkan kesehatan otak karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak juga dapat meningkatkan perhatian, daya nalar, dan memori.

Hidup sosial: otak dapat dilatih dengan menjalani kehidupan sosial Anda, misalnya dengan mengunjungi teman.