Oleh : dr. IDIL FITRI, Sp. PD
APA ITU PENYEBAB AIDS
Misteri AIDS
Semua Orang Bisa Terkena AIDS
Belum Ada Vaksin Pencegahannya
Belum Ada Obatnya
Penyebaranya Sangat Cepat
Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS lebih meluas
Situasi HIV di Indonesia
Angka kematian menurun tajam
Penggunaan obat ARV meningkat
Tes HIV semakin meningkat dengan pendekatan PITC
Kasus baru pengguna narkoba suntikan menurun Tajam
Kasus baru ibu rumah tangga dan LSL meningkat
Diskriminasi di kota besar berkurang namun di kota kecil/daerah masih terjadi
Upaya Pencegahan yang Penting
Obat antiretroviral
Kondom
Sirkumsisi pada laki-laki
Perubahan perilaku
Upaya Peningkatan Cakupan Tes HIV dan ART
- Revisi pedoman Tes dan Konseling HIV
- Penyusunan Pedoman Tatalaksana HIV di Fasyankes Primer
- Integrasi pemeriksaan HIV pada pilot project penapisan Hepatitis B pada bumil di DKI Jakarta
- Pelatihan LKB untuk 75 kab/kota (selesai Desember 2013) dan 15 kab/kota (2014)
Upaya Peningkatan Cakupan Tes HIV dan ART
- Penawaran tes HIV pada:
- Pasien IMS, ibu hamil, pasien TB, pasien Hepatitis, pasangan ODHA, LSL, WPS dan WBP
- Konseling pasca tes untuk akses layanan LKB
- Tes ulang bagi populasi kunci (retesting) setiap 6 bulan jika hasil negatif
- Pemberian konseling keluarga (family counseling) dan konseling pasangan (couple counseling) bagi ODHA
Upaya Peningkatan Cakupan Tes HIV dan ART
- Memulai pemberian ARV:
- Pada populasi umum jika jumlah CD4 < 350
- Tanpa melihat jumlah CD4 pada:
- n Ibu hamil
- n Pasien ko-infeksi TB
- n Pasien ko-infeksi Hepatitis
- n Pasangan sero-discordant
- n Populasi kunci
- Penyediaan rapid tes HIV, triple FDC, dan alat2 monitoring pengobatan (CD4, VL)
Upaya Diagnosis Dini
- Memperbanyak layanan testing HIV Provider Initiative Testing and Counseling (PITC)
- Tes untuk : pengguna narkoba suntikan pasangan seksual, IMS, TBC, ibu hamil, anak yang lahir dari ibu HIV positif
- Semakin dini diagnosis maka semakin kecil risiko infeksi oportunistik
Siapa yang Harus di Tawarkan Tes
- Pengguna narkoba (suntikan)
- Hubungan seks tak aman
- Pasangan seksual kelompok berisiko
- Ibu hamil
- Penderita PMS
- Penderita TBC
- Penderita penyakit lama yang tak sembuh (demam, diare, batuk, berat badan menurun yang tidak diketahui sebabnya)
- Mereka yang ingin tes
Penularan HIV
HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di :
- CAIRAN SPERMA
- CAIRAN VAGINA
- DARAH
- AIR SUSU IBU
Kegiatan yang menularkan:
- Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV
- Transfusi darah yang tercemar HIV
- Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama dengan penderita HIV dan tidak disterilkan
- Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang di kandungnya
MEMULAI TERAPI ARV LEBIH AWAL
Perubahan Guideline WHO
- 2005 (mulai ARV CD4 < 200)
- 2010 (mulai ARV CD4 < 350)
- 2013 (lebih dini lagi, CD4 diatas 350 dapat mulai ARV namun prioritas CD4 dibawah 350
Obat Antiretroviral
- Menekan jumlah virus HIV
- Lini I dan Lini 2
Pengobatan dasar -> Pengobatan infeksi oportunistik -> ARV
Persiapan Mulai ARV
- Informasi mengenai manfaat
- Informasi mengenai efek samping
- Informasi mengenai pentingnya adherens
- Informasi mengenai cara menggunakan obat
- Komitmen kesediaan menggunakan obat dengan benar dan teratur
Jangan memulai ARV jika :
- Pasien tidak memiliki motivasi
- Pengobatan tidak dapat terus menerus seumur hidup
- Tidak dapat memonitor
- Gangguan fungsi ginjal / hati berat
- Penyakit oportunistik/ infeksi oportunistik terminal/ tak dapat di sembuhkan, mis : limfoma maligna
MANFAAT VS RISIKO MEMULAI ARV LEBIH AWAL
MANFAAT
- ↓ risiko penularan HIV
- ↓ risiko infeksi TB
- ↓ risiko penyakit non-AIDS yangs erius
- (jantung, ginjal, hati, kanker)
- akses ke perawatan
- kemungkinan pulihnya kekebalan tubuh
- (CD4 lebih tinggi)
- ↓ biaya jangka panjang
RISIKO
- Efek samping jangka panjang
- Keterbatasan pilihan obat
- (kemungkinan resistansi
- obat/kebal)
- stigma & diskriminasi
- ↓ kepatuhan jangka panjang ?
- kebutuhan fasilitas kesehatan
- biaya jangka pendek
Obat ARV
- Lini 1 : AZT, 3TC, d4T, Nevirapin, Efavirenz
- Penggunaan d4T (Stavudin) dalam waktu tidak terlalu lama karena efek samping jangka panjang : lipodisatropi, metabolik
- Lini 2 : Tenofovir, Lopi/Ritonavir
- Efek samping Tenofovir : gangguan fungsi ginjal, osteoporosis
- Efek samping PI : metabolik
Pilihan Obat ARV
- Tak banyak berubah kecuali penggunaan stavudin. Hati-hati karena efek samping neuropati, lipodisatrofi, dan kelainan Metabolik
- Stavudin sebaiknya tidak digunakan dalam waktu lama, ganti jika sudah ada efek samping
ARV Fixed Dose Combination (FDC)
- Lamivudin, Efavirenz(FDC) satu kali malam hari
- Keunggulan : sederhana , satu kali pakai
- Tantangan : masih import, efek samping Tenofovir , efek samping Efavirenz
- Rekomendasi Panli : Odha yang sudah stabil dengan ARV yang ada diteruskan . FDC diutamakan untuk Odha baru
- Perlu penelitian untuk manfaat dan efek samping sebelum penggunaan terlalu luas.
PEMANTAUAN
BAGAIMANA MENGETAHUI KEBERHASILAN PEMBERIAN OBAT ARV?
- Pemeriksaan klinis oleh dokter
- Pemeriksaan CD4 (status kekebalan tubuh)
- Pemeriksaan viral load (jumlah virus HIV)
MEMANTAU RESPONS PEMBERIAN ARV
- Pemeriksaan viral load direkomendasikan sebagai pilihan utama untuk mendiagnosis kegagalan terapi ARV
- Apabila viral load tidak tersedia, pemeriksaan CD4 dan gejala klinis harus dilakukan untuk mendiagnosis kegagalan terapi ARV
Tantangan
- Mengajak masyarakat peduli pada HIV
- Mengajak masyarakat mencegah penularan
- Mengajak masyarakat tes HIV
- Mengajak masyarakat menggunakan ARV secara berkesinambungan
- Mengajak masyarakat mencegah penularan dari ibu hamil ke bayi
- Mengajak masyarakat menghilangkan diskriminasi
Kesimpulan
- Tes HIV sudah semakin meningkat namun masih harus ditingkatkan secara tajam
- Terapi ARV selain untuk pengobatan juga penting untuk mencegah penularan
- Pentingnya menjaga kepatuhan minum obat ARV
- Perlu perhatian untuk ibu rumah tangga dan LSL yang kasus barunya meningkat