Archives September 2017

FIBRILASI ATRIUM, APA DAN BAGAIMANA MENGENALINYA

Oleh : dr. Agus Probo Suyono, Sp.JP

Fibrilasi atrium (FA) merupakan gangguan listrik jantung yang sering ditemui namun jarang disadar. Jantung memiliki sistem listrik yang dialirkan dari serambi menuju bilik jantung yang mengatur pompa jantung. FA terjadi akibat gangguan sinyal listrik pada serambi jantung sehingga serambi jantung bergetar dantidak berfungsi dengan baik. Pada keadaan seperti ini darah terakumulasi di serambi jantung dan membentuk bekuan darah yang dapat terlepas dan berakibat stroke penyumbatan apabila menyumbat di pembuluh darah otak. Selain itu FA juga berakibat gagal jantung yang menyebabkan gejala cepat lelah, pusing, dan sesak nafas. FA merupakan kondisi progresif jika tidak diobati maka dapat memperburuk kondisi kesehatan dan menimbulkan komplikasi. Pola hidup sehat saja belum menjamin untuk tidak terjadi FA.

Faktor risiko FA adalah :

– usia > 60 tahun – penyakit tiroid/gondok
– tekanan darah tinggi – diabetes
– penyakit jantung koroner – penyakit paru kronik
– lemah jantung/gagal jantung – konsumsi alkohol
– penyakit katup jantung – infeksi berat
– gangguan tidur

Gejala penyakit beragam tiap individu, dan dipengaruhi usia dan penyakit yang mendasarinya.

Gejala-gejala :

– cepat lelah – nyeri dada
– denyut jantung tidak teratur – pusing, berputar, pingsan
– sesak nafas – buang air kencing semakin sering
– berdebar-debar

Diagnosis dan pengelolaan FA

Diagnosis dapat dengan alat elektrokardiogram (EKG), atau dengan alat perekam Holter yang lebih akurat merekam sampai 7 hari bahkan saat pasien tidur.

Saat pasien terdiagnosis FA berbagai macam pengobatan dan intervensi dapat dilakukan, meliputi :

kardioversi adalah salah satu tindakan memberikan kejut listrik pada dada pasien dengan tujuan untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal.

radiofrekuensi ablasi adalah salah satu tindakan pilihan untuk mengatasi FA pada pasien yang tidak membaik atau tidak dapat diberikan terapi obat-obatan.

– selain itu dapat dilakukan pemasangan payung di auricula serambi kiri jantung untuk mengurangi risiko stroke.

– pemberian obat antikoagulan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah dalam jantung sehingga mengurangi risiko stroke.

Apakah antikoagulan itu?

Sering disebut sebagai pengencer darah atau anti penggumpalan darah berfungsi mencegah proses pembekuan darah. Obat ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah senagai komplikasi akibat FA, obat yang tersedia berupa warfarin, penghambat thrombin dan penghambat faktor Xa.

Oleh karena itu kita wajib waspada dan mengenali lebih dini akan terjadinya FA, karena satu dari enam stroke terjadi akibat FA. Maka kenali irama jantung anda dan cegah stroke.

Dikutip dari PERKI Vabang Semarang pada acara World AF Day

HUT KABUPATEN KUDUS KE-468

Apel pagi dalam Rangka Peringatan HUT KABUPATEN KUDUS Ke 468 di Alun-alun Simpang 7 Kudus yang di pimpin langsung oleh Bupati  Kudus H. Musthofa

Dalam apel pagi tersebut Bupati Kudus, H. Mustofa berpesan pada generasi penerus jangan sampai berhenti belajar. Karena di dunia tidak ada yg abadi kecuali perubahan. Dan hanya dengan terus belajar yang akan mampu mengikuti perubahan zaman. Bahkan untuk memenangkan kompetisi kehidupan.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah apel pagi selesai ada hiburan Tari GUSJIGANG dan pesawat aeromodeling.

CROWDING (GIGI BERJEJAL)

Oleh : drg. Malia Rustini, Sp. Ort

Crowding merupakan suatu istilah yang umum dalam bidang kedokteran gigi untuk menggambarkan keadaan gigi yang berjejal/bertumpuk. Gigi yang berjejal bisa terjadi di beberapa tempat, pada gigi-gigi depan, gigi belakang atau pada tempat tertentu saja seperti gigi taring yang tidak kebagian tempat (sering disebut sebagai gingsul).

Gigi berjejal juga menyulitkan oklusi (berkontaknya gigi atas dan gigi bawah) dengan sempurna. Sebab lengkung gigi atas dan bawah tidak selamanya bertemu, karena letaknya yang tidak teratur. Bisa jadi salah satu atau beberapa gigi tidak mempunyai kontak dengan gigi lawannya, sehingga pengunyahan pun tidak dapat berlangsung optimal. Tak jarang ketidakteraturan gigi menyebabkan otot dan sendi rahang sakit/mengalami kelainan karena harus bekerja keras menciptakan keseimbangan sistem pengunyahan yang ditentukan juga oleh faktor lidah, otot dan sendi rahang selain dari gigi-gigi.

Mengapa gigi bisa berjejal

Kombinasi Genetik

Salah satu sebab gigi berjejal bisa berasal dari kombinasi genetik.

Pencabutan Gigi Susu

Sebab lain adalah karena dilakukan pencabutan gigi susu terlalu dini, jauh sebelum gigi tetap pengganti dibawahnya muncul.

Gigi yang berlubang

Gigi yang berlubang pada bagian yang berkontak dengan gigi tetangganya, akan menyebabkan titik kontak gigi hilang dan dapat menyebabkan pergeseran gigi. Penanganan Gigi Berjejal

Penanganan gigi berjejal dilakukan sesuai dengan kasusnya, apakah penyebabnya karena faktor rahang, atau faktor gigi, serta disesuaikan pula dengan usianya. Pada usia pergantian gigi susu dan gigi tetap bila terdapat tanda-tanda akan kekurangan ruangan, bisa dilakukan pencabutan beranting (serial extractie) sesuai dengan urutan gigi susu yang tanggal dan urutan gigi tetap yang tumbuh.

Pada kasus-kasus gigi berjejal pada usia muda yang terjadi karena perkembangan rahang yang kurang sempurna, dilakukan perawatan untuk memaksimalkan perkembangan rahang dengan suatu alat yang dipakai di dalam dan di luar mulut (peralatan orthodonti ekstra oral). Penanganan gigi untuk kasus dental adalah dengan alat orthodonti (alat untuk meratakan gigi). Pemakaian alat orthodonti umumnya dipakai pada saat gigi tetap sudah tumbuh semua (sekitar usia 12 tahun) dan batas maksimal usia tidak terbatas selama keadaan gigi serta tulang penyangganya dalam keadaan sehat.

Bila anda mempunyai gigi yang berjejal, sebaiknya dikonsultasikan langsung ke Orthodontist untuk mendapatkan perawatan. Gigi yang rapi, terletak dalam satu lengkung yang sama, selain memudahkan pengunyahan, menghindari sakit otot rahang dan sendi, memudahkan perawatan pembersihan sehari-hari, juga memberikan senyum yang lebih menarik.