Archives Oktober 2017

Evaluasi dan Penilaian Zona Integritas

Evaluasi dan Penilaian Zona Integritas , Wilayah Bebas Korupsi dari Kementerian Pendayagunaan  Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di RSUD dr. Loekmono Hadi , pada tanggal 31 Oktober 2017.

 

 

 

 

 

Adapun evaluasi dan penilaian yang dilakukan oleh Tim meliputi Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan Pengawasan, Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Sebelum melakukan penilaian dokumen, Tim dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melakukan telusur lapangan ke beberapa ruangan pelayanan publik di RSUD dr. Loekmono Hadi salah satu yang di kunjungi adalah Ruangan bangsal Anggrek 1 dan Ruangan SPGDT.

 

 

 

 

 

 

BATU BULI BULI

Oleh : dr. Indra Fahri, Sp.U

Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot dan detrusor yang saling beranyaman. Bentuk, ukuran, dan posisinya dipengaruhi oleh berisi tidaknya vesica urinaria. Kapasitasnva kira-kira 500 cc, tetapi kalau berisi 200-300 cc sudah dapat menimbulkan keinginan berkemih.

Fungsi :

Buli-buli berfungsi menampung urine dan ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300 – 450 ml.

Pembentukan Batu Kemih

Kekurangan nutrisi vitamin A, magnesium, fosfat dan vitamin B6, yang dikombinasikan diet rendah protein tapi tinggi karbohidrat diimplikasikan sebagai patogenesis batu buli pada anak-anak terutama di Afrika dan Timur Tengah (Ali dan Rifat, 2005). Selain itu dehidrasi, diare, demam, dan infeksi menurunkan produksi urin dan mempercepat kristalisasi.

Penatalaksanaan batu buli

Menurut Papatsoris dan Varkarakis (2006), metode penatalaksaan batu buli, dapat dilakukan  :

  1. Non operasi
  2. Operasi terbuka
  3. Endourologi

Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Beberapa tindakan endourologi adalah :

  1. Perkutaneus prosedur
  2. Litotripsi
  3. Elektrohidrolik : merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk menghancurkan batu buli. Dapat digunakan bersamaan dengan TURP.
  4. Ultrasound : cukup aman digunakan untuk kasus batu buli, dapat digunakan untuk batu berukuran besar
  5. Laser : yang digunakan adalah Holmium YAG, telah menjadi pilihan utama karena kemampuannya untuk menghancurkan batu berukuran besar dengan kerusakan jaringan sekitar yang minimal.
  6. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Banyak dipakai untuk penatalaksanaan batu buli. Pasien dalam posisi prone untuk mengurangi pengaburan fluoroskopi oleh pelvis dan tulang sakrum. Kateter foley dipasang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan kedalam buli.

SKABIES

      Oleh : dr. Endang Soekmawati, Sp.KK

            Skabies merupakan penyakit kulit yang sangat banyak ditemukan pada masyarakat. Hampir tiap hari ada pasien dengan penyakit Skabies yang datang berobat. Gatal hebat  yang ditimbulkan bisa menjadi gangguan pada konsentrasi belajar/pekerjaan dan kualitas istirahat. Sebagai penyakit yang mudah menular, maka  pemahaman masyarakat yang kurang terhadap penyakit ini akan menyebabkan kasus-kasus baru bermunculan sebagai akibat penularan.

            Skabies disebabkan oleh tungau/kutu jenis Sarcoptes Scabiei varietas hominis. Kutu ini sangat kecil dan terlihat dengan menggunakan mikroskop. Kutu ini akan membuat terowongan di bawah kulit manusia dan bertelur. Sekitar 10 hari telur menjadi larva dan kemudian menjadi kutu dewasa, demikian seterusnya terjadi penyebaran di kulit penderita. Sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta yang dikeluarkan tungau akan menimbulkan rasa gatal yang menonjol pada malam hari, umumnya dimulai sekitar 1 bulan setelah tungau masuk ke kulit seorang penderita. Ruam yang pertama muncul berupa papul eritem (plenting kecil padat warna merah). Terowongan di bawah kulit yang dibuat oleh tungau sangat kecil dan pendek sehingga sering sulit terlihat. Ruam bisa disertai dengan bekas garukan atau bernanah bila terjadi tumpangan infeksi kuman yang masuk lewat bekas garukan tersebut.

            Penularan Skabies sangat mudah terjadi, melalui 2 cara. Pertama,  menular lewat sentuhan langsung kulit penderita Scabies dengan kulit orang sehat, termasuk saat berjabat tangan. Kedua, lewat media seperti pakaian, handuk, perlengkapan tidur dan lain-lain. Cara penularan yang demikian menyebabkan penyakit Skabies sering ditemukan pada masyarakat yang hidup berkelompok dalam 1 rumah, asrama, panti dll. Ketika Scabies terjadi pada sejumlah orang dalam suatu kelompok, pengobatan dan pemberantasan tungau harus dilakukan serentak agar orang yang sudah diobati tidak kembali tertular dari orang lain yang belum diobati atau dari barang-berang yang masih dihidupi tungau tersebut.

            Langkah yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan Skabies : pertama, mematikan tungau pada tubuh penderita dengan salep yang mengandung Permethrin, sedangkan sabun sulfur dan sediaan Gameksan membantu dalam tahapan tertentu. Kedua, pakaian, selimut, handuk dan lain-lain yang dicurigai dihidupi tungau dicuci/direndam air panas dan disetrika. Ketiga,  kasur , bantal, guling dan barang-barang yang tidak dapat dicuci-rendam dilakukan penjemuran di bawah terik matahari. Obat-obatan lain ditambahkan sesuai keluhan dan ada tidaknya infeksi tumpangan/sekunder pada ruam Scabies tersebut.

Penanganan Pasien Rujukan dari PUSKESMAS REJOSARI

               Kepala Bidang Pelayanan mewakili Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmomno Hadi Kudus telah mengunjungi pasien rujukan dari Puskesmas Rejosari atas nama saudara Rinto Warga Desa Kandangmas Dukuh Sintru RT.05 RW.06 Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus yang perlu penanganan khusus, dan saat ini pasien sudah mendapat penanganan dan pelayanan medis di RSUD dr. Loekmono Hadi.