Oleh : dr. Syarifah Rose Pandanwangi, Sp.KJ
Masalah kesehatan jiwa menimbulkan dampak sosial yang cukup besar. Dampak ini dapat dilihat antara lain dari meningkatnya angka kekerasan baik di rumah tangga maupun di masyarakat umum, bunuh diri, penyalahgunaan napza (narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya), masalah dalam perkawinan dan pekerjaan, masalah di pendidikan, dan mengurangi produktivitas secara signifikan. Gangguan jiwa yang paling banyak ditemui adalah gangguan mental emosional yang terdiri dari gangguan depresi dan cemas. Gangguan ini dapat dengan mudah dikenali dan dideteksi dini.
Orang dengan penyakit fisik kronis, baik infeksi & non-infeksi. Orang dengan keluhan fisik yang timbul/memberat jika ada masalah psikis) keluhan fisik beraneka ragam/berganti-ganti. Orang yang mengalami pengalaman hidup yang ekstrem (trauma psikologis, stress yang berat, kehilangan). Orang dengan disabilitas. Mereka adalah kelompok orang yang mempunyai risiko tinggi mengalami masalah kesehatan jiwa.
Keluhan utama gangguan mental emosional dapat berupa:
- Keluhan Fisik, yaitu keluhan mengenai kondisi fisik dan tidak jelas berlatar belakang mental emosional.
Contoh: panas, batuk, pilek, mencret, muntah, borok, luka, perdarahan dan lain-lain
- Keluhan Psikosomatik, yaitu keluhan fisik/jasmani yang diduga berkaitan dengan masalah kejiwaan (mental emosional).
Contoh: berdebar-debar, tengkuk pegal, tekanan darah tinggi, uluhati perih; kembung, gangguan pencernaan ; sesak napas, mengik (gejala respiratorius); gatal, eksim (gejala dermatologi); encok, pegal-pegal, kejang, sakit kepala (gejala muskuloskeletal); gangguan haid, keringat dingin disertai debar-debar (gejala hormonal-endokrin
- Keluhan Mental Emosional, yaitu keluhan yang berkaitan dengan masalah kejiwaan.
Contoh: mengamuk, bicara melantur, mendengar bisikan, melihat bayangan iblis, telanjang di depan umum (gejala psikotik); cemas / takut tanpa sebab yang jelas, gelisah, panik, pikiran dan/atau perilaku yang berulang (gejala neurotik/cemas); murung, tak bergairah, putus asa, ide kematian (gejala depresi); penyalahgunaan atau ketergantungan terhadap narkoba (gangguan penggunaan zat psikoaktif); ayan, bengong, kejang-kejang (epilepsi); gejala pada anak-anak dan remaja seperti kesulitan belajar, tak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, (retardasi mental), atau gangguan perkembangan., atau gejala psikotik pada anak seperti gejala autisme pada kanak, hiperaktivitas, gangguan pemusatan perhatian dan sebagainya
Deteksi dini ini dapat dilakukan oleh kader kesehatan, keluarga, guru dan tenaga kesehatan.