Archives Januari 2018

SEKILAS TENTANG HAMIL ANGGUR

Oleh : dr. Annurudha Budi Santoso, Sp.OG

 

Hamil Anggur atau dalam istilah medis dikenal dengan Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi khorialisnya mengalami perubahan hidrofobik atau kehamilan abnormal yang isinya tidak berupa janin tapi berupa jaringan seperti buah anggur.  Penyebabnya diduga karena faktor sel telur, gangguan dari trofoblast, sosioekonomi yang rendah, banyak anak, kekurangan asupan makanan yang mengandung protein pada ibu serta infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

Gambaran klinis hamil anggur pada seorang wanita hamil adalah terlambat menstruasi kurang dari 20 minggu, perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan hebat,  rahim membesar lebih besar dari usia kehamilan, tidak dirasakan adanya gerakan janin, mual muntah berlebihan pada kehamilan muda, keluar jaringan mola seperti buah anggur terkadang dijumpai adanya peningkatan fungsi kelenjar thyroid. Hasil pemeriksaan penunjang dari hamil anggur dijumpai dari test kehamilan positif (HCG + titrasi), foto polos abdomen tidak ditemukan tulang janin, USG ditemukan gambaran seperti badai salju. Bagaimana penatalaksanaannya ?

Pada kasus dengan hamil anggur selain dilakukan perbaikan keadaan umum juga harus dilakukan kuret atau pengeluaran jaringan mola dari dalam rahim.  Operasi pengangkatan kandungan dipertimbangkan pada kasus hamil anggur dimana penderita sudah mempunyai anak cukup atau dimana rahim membesar setinggi pusat atau lebih.  Pada seoarng wanita yang terkena hamil anggur, sesudah dilakukan kuret harus tetap dilakukan pengawasan rutin selama 1 tahun mengingat kemungkinan terjadi komplikasi berupa keganasan dari hamil anggur yaitu Choriocarcinoma.

PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJASAMA

 

 

 

 

 

 

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Akademi Kebidanan Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus dengan RSUD  dr. Loekmonohadi, dan antara Akademi Kebidanan Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 januari 2018, bertempat di Ruang Komite Medis lantai III RSUD dr.Leoekmono Hadi.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Kudus “DR.H. Musthofa, S.E., MM”, Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus “Drs. NOOR YASIN, MM”, Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Asisten Administrasi Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Camat Jati, Kepala Desa Ploso, Kepala Puskesmas, Kepala OPD yang terkait dan Manajemen Akademi Kebidanan Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus, serta sejumlah mahasiswa Akademi Kebidanan Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus.

 

 

 

 

 

Perjanjian Kerjasama yang diperjanjikan antara Akademi Kebidanan Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus dengan RSUD dr Loekmonohadi itu sendiri tentang Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Pemanfaatan Aset. Sedangkan Perjanjian Kerjasama dengan DKK, tentang Kerjasama Dalam Penyelenggaraan Praktek Klinik Kebidanan Komunitas di UPT Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Setelah penandatanganan Perjanjian Kerjasama dilanjutkan dengan penyerahan  penghargaan Role Mode Pelayanan Publik dan Wilayah Bebas Dari Korupsi dari Menpan RB oleh Bupati Kudus kepada Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi.

 

 

 

 

 

 

Dalam sambutannya Bupati Kudus memberikan apresiasi dengan adanya kerjasama ini. Diharapkan pendidikan akan berkembang menjadi sistem vokasi, dimana 70 persen praktek lapangan dan 30 persen diskusi. Dosen pendidik hanya membimbing, nantinya hasil bisa dievaluasi melalui kajian bersama bagaimana mahasiswa selama paktek di lapangan.

PENYERAHAN SK PENETAPAN PEGAWAI TETAP BLUD DAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI BLUD PER JANUARI 2018

 Acara penyerahan SK Penetapan  Pegawai Tetap BLUD dan Kenaikan Pangkat BLUD Per Januari 2018 dilaksanakan di Ruang Komite Medis pada hari Selasa, tanggal 23 Januari 2018 yang dihadiri oleh Pejabat Struktural, Dokter, Kepala Ruang dan kepala Instalasi RSUD dr. Loekmono Hadi. Acara tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah  Kabupaten Kudus “Drs. NOOR YASIN, MM”

Dalam sambutannya, Drs. NOOR YASIN, MM mengatakan setelah menerima SK Penetapan sebagai Pegawai Tetap BLUD, diharapkan Kinerja Pegawai akan semakin baik untuk kemajuan RSUD dr. Loekmono Hadi dan bisa membawa nama baik RSUD dr. Loekmono Hadi. Dan semua pegawai  untuk melaksanakan revolusi mental dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong.

 

 

GANGGUAN FUNGSI SEKSUAL PASIEN PASCA STROKE

Oleh : dr. Susatyo Pramono Hadi, Sp.S

 Stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung dan diikuti oleh penyakit cancer. Disamping itu stroke merupakan penyebab kecacatan terbanyak dibanding penyakit lain. Pada kenyataannya stroke bias menurunkan tingkat independency dan quality of life (QOL) penderitanya. Gangguan fungsi seksual adalah termasuk bagian dari QOL pasien pasca stroke baik laki – laki maupun perempuan. Gangguan fungsi seksual ini sering kali luput dari pengamatan para dokter dan juga sering tidak dilaporkan oleh pasien.

Fungsi Seksual

Fungsi seksual melibatkan suatu proses yang kompleks yang melibatkan susunan saraf pusat dan saraf tepi, serta saraf-saraf somatic dan otonom (bias dikendalikan) bekerja otomatis/ tidak bias dikendalikan. Stroke sudah dikenal menjadi salah satu penyebab gangguan fungsi seksual, meliputi beberapa hal : penurunan rangsang seksual, meningkatkan atau menurunkan gairah seseorang, penurunan tingkat kepuasan seksual. Stroke bias mempengaruhi penurunan libido, fungsi ereksi dan ejakulasi yang memburuk. Berkurangnya libido bervariasi dari 17% hingga 42%. Jadi tidak benar jika ada yang mengatakan stroke tidak mempengaruhi fungsi seksual pasiennya.

Penanganan

Penanganan pasien-pasien pasca stroke, para dokter perlu mengevaluasi fungsi seksual pasiennya karena adanya masalah gangguan seksual pada pasien pasca stroke bisa menyebabkan penanganan yang tidak tuntas. Masalah disfungsi seksual pasien pasca stroke jarang dideteksi karena pasien tidak mengeluhkan hal tersebut.

Stroke dengan sumbatan pembuluh darah otak tengah kanan (artericerebri media kanan) bias menjadi salah satu munculnya gangguan disfungsi seksual walaupun gangguan disfungsi seksual pasien stroke juga bias dipengaruhi oleh factor psikologis dan organik.

Penanganan disfungsi seksual pasca stroke akan lebih baik apabila melibatkan tim dokter yang terdiri dari neurologist, psychiatrist, dan urologist. Prinsipnya penanganan disfungsi seksual pasien pasca stroke sama dengan pengobatan disfungsi seksual pada umumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pasien pasca stroke baik laki-laki maupun wanita tetap bias menikmati hubungan seksual bersama pasangannya dan bias berkonsultasi dengan dokter spesialis jika ada masalah tersebut.

Pertandingan Persahabatan

 

 

 

 

Pertandingan persahabatan futsal antara RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus (Wong Sehat FC) dengan RSUD Karang anyar Solo, pada hari Minggu tanggal 21 Januari 2018  jam 13.00 – 15.00 WIB di Lapangan Markas Stadium Rendeng, Kudus.

Pada pertandingan tersebut terjadi jual beli serangan yang membuat pertandingan menjadi seru. Dengan pertahanan yang kuat  dan tajamnya striker dari Wong Sehat FC, pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Wong Sehat FC dengan skor akhir 10-6. Selain Futsal, ada pertandingan Bulu Tangkis / Badminton yang tidak kalah serunya.

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING

Oleh : Dr. Afif Zjauhari, Sp.THT-KL

            Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss) ialah gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan bising yang cukup keras dalam jangka waktu lama dan biasanya diakibatkan bising lingkungan kerja.

            Sebelum membahas lebih lanjut kita perlu mengetahui proses mendengar yang dimulai adanya suara à masuk liang telinga à menggetarkan gendang telinga à getaran ditransmisikan ke tiga tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes) di telinga tengah à tercipta energi  akustik à energi diteruskan ke koklea yang berisi cairan à cairan pada koklea bergerak à terjadi gerakan relatif  membran basilaris dan tektoria à gerakan relatif menyebabkan pelepasan ion bermuatan listrik oleh stereosilia sel-sel rambut à energi listrik ditransmisikan dan diproses sistem auditorius untuk menentukan lokasi suara, tinggi rendahnya dan kuat lemahnya suara.

            Gangguan pendengaran akibat bising bersifat tuli saraf koklea di telinga dalam dan umumnya mengenai kedua telinga. Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Secara audiologik bising adalah  campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi . Bising yang intensitasnya 85 desibel atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan di reseptor pendengaran terutama frekuensi 3000-6000 Hz dan yang terberat 4000 Hz.

Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat bising yaitu intensitas bising yang tinggi, frekuensi tinggi serta lebih lama terpapar bising. Gejalanya yaitu kurang pendengaran yang bisa disertai tinnitus (berdenging di telinga). Bila sudah berat disertai kesulitan menangkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila sudah lebih berat percakapan yang keras pun sulit dimengerti. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik, otoskopi serta pemeriksaan penunjang audiometri.

Oleh karena jenis ketulian adalah tuli saraf yang bersifat menetap  dan sulit diobati dengan obat maka prognosisnya kurang baik, Untuk itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian.

Pencegahannya antara lain mengusahakan bising lingkungan kerja kurang dari 85 desibel. Hal ini dapat diusahakan dengan cara meredam sumber bunyi misalnya mesin yang bising ditempatkan di ruang yang dapat meredam bunyi. Jika terpapar bunyi keras secara langsung harus melindungi diri dengan sumbat telinga atau tutup telinga. Untuk sumbat telinga atau tutup telinga dapat dibeli ditoko peralatan teknik,

Semoga bermanfaat

OSTEOARTRITIS, SALAH SATU PENYEBAB NYERI SENDI

Oleh  Dr. AMRITA Sp.PD

 

Keluhan nyeri lutut atau nyeri sendi merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Pada umumnya nyeri sendi dialami oleh orang yang berusia di atas 40 tahun, tetapi dapat juga dialami oleh orang yang berusia lebih muda. Keluhan nyeri sendi sering ditafsirkan secara keliru sebagai “penyakit asam urat”, padahal belum tentu penderita nyeri sendi mengalami kenaikan kadar asam urat. Anggapan yang keliru ini sering menyebabkan pengobatan yang keliru pula.

Nyeri sendi dapat diakibatkan oleh bermacam-macam penyakit, yang tersering adalah osteoartritis. Osteoartritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi adalah suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat, yang belum diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan. OA merupakan penyakit reumatik sendi yang banyak dijumpai terutama pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Banyak orang tua mengalami kesulitan berjalan dan melakukan aktifitas sehari-hari karena mengalami OA OA dapat mempengaruhi semua sendi di tubuh, tetapi paling sering dijumpai pada sendi lutut, tangan, panggul, dan tulang belakang. Keluhan nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien OA yang sering ditafsirkan secara keliru sebagai “penyakit asam urat”.

Penyebab OA hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor risiko (faktor yang meningkatkan risiko timbulnya penyakit) terjadinya OA, di antaranya usia lanjut, kegemukan, penyakit metabolik (hipertensi, diabetes mellitus), faktor keturunan, dan cedera sendi akibat pekerjaan atau olahraga.

Gejala OA berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang tidak mengalami keluhan nyeri atau hanya merasakan sakit ringan dan kekakuan, pada orang lain gejalanya dapat lebih berat hingga mengalami kesulitan bergerak/ berjalan. Pada umumnya orang yang menderita OA mengalami keluhan-keluhan sebagai berikut:

  1. Nyeri pada sendi yang terkena OA, seperti nyeri pada lutut, nyeri pada pinggang, nyeri pada jari-jari tangan.
  2. Gangguan gerak sendi
  3. Kaku pada pagi hari
  4. Krepitasi atau rasa gemeretak pada sendi yang sakit pada saat digerakkan
  5. Pembesaran sendi, terjadi pada OA yang sudah lanjut (seringkali terlihat di lutut atau jari-jari tangan).
  6. Perubahan gaya berjalan

Pasien OA seringkali mengalami gangguan berjalan/ pincang akibat rasa nyeri dan adanya deformitas/ perubahan bentuk sendi.

Pada pemeriksaan sendi dapat dijumpai hambatan gerak sendi, krepitasi, pembengkakan sendi, dan gangguan gaya berjalan. Diagnosis OA biasanya perlu didukung dengan pemeriksaan radiografi (x-ray). Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah adanya penyempitan celah sendi, peningkatan densitas tulang subkondral, adanya osteofit pada pinggir sendi, dan pada kondisi lanjut dapat terjadi perubahan struktur anatomi sendi.

Setelah diagnosis OA ditegakkan, langkah selanjutnya adalah penatalaksanaan atau pengobatan. Penatalaksanaan OA tidak cukup hanya dengan pemberian obat-obatan tetapi meliputi penatalaksanaan lain yang dilakukan secara komprehensif. Penting pula diinformasikan kepada pasien OA bahwa penyakit ini adalah penyakit yang berlangsung lama dan memerlukan penatalaksanaan yang baik dan berkesinambungan. Penatalaksaan OA meliputi:

  1. Obat-obatan

Obatan-obatan pada OA umumnya bersifat simtomatik atau mengurangi/ menghilangkan gejala nyeri. Belum ada obat yang spesifik, karena patogenesisnya belum jelas. Obat-obat yang sering digunakan untuk menghilangkan nyeri adalah analgesik dan anti inflamasi non steroid. Penggunaan obat-obat analgesik topikal dapat pula membantu mengurangi keluhan nyeri.

  1. Perlindungan sendi

Aktifitas yang berlebihan pada sendi yang sakit perlu dihindari. Pemakaian alat bantu seperti pemakaian tongkat untuk berjalan atau pemakaian penyangga yang baik sering diperlukan untuk mengurangi beban pada sendi yang sakit

  1. Diit

Diit untuk menurunkan berat badan pada pasien OA yang gemuk dapat mengurangi timbulnya keluhan OA

  1. Dukungan psikososial

Pengertian tentang OA diperlukan pada pasien OA karena penyakit ini sifatnya berlangsung lama dan memerlukan perawatan yang komprehensif dan berkesinambungan.

  1. Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting dalam penatalaksanaan OA. Program latihan diperlukan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot.

  1. Operasi

Operasi dipertimbangkan pada pasien OA dengan kerusakan sendi yang nyata.

Dari uraian singkat di atas diharapkan kesalahpengertian mengenai “nyeri sendi=penyakit asam urat” dapat mulai dihilangkan. Keluhan nyeri sendi merupakan keluhan yang sangat sering dijumpai dan dapat diakibatkan oleh berbagai penyakit. Anggapan yang keliru mengenai pemahaman penyakit dan pemakaian obat-obatan penghilang nyeri yang tidak bijak dapat mengakibatkan komplikasi yang sering fatal. Penggunaan obat penghilang nyeri yang tidak tepat dan berlebihan sering mengakibatkan komplikasi perdarahan lambung. Apabila mengalami keluhanan nyeri sendi sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat.