Archives Maret 2018

SAYANGI GENDANG TELINGA ANDA

Oleh : dr. Afif Zjauhari Sp.THT-KL

Gendang telinga adalah salah alat pendengaran. Suara masuk liang telinga, menggetarkan gendang telinga, tulang pendengaran dan cairan dalam rumah siput. Getaran diubah menjadi impuls listrik melalui saraf diteruskan ke pusat pendengaran di otak, sehingga kita bisa mendengar dan mengerti apa yang kita dengar. Jika salah satu organ rusak seperti gendang telinga maka impuls tidak sampai otak maka dapat kurang pendengaran. Gendang telinga juga berfungsi sebagai perlindungan telinga tengah berupa sekat pelindung dari air, bakteri dan kotoran.

Pada kondisi tertentu membran timpani dapat mengalami robekan. Beberapa hal penyebabnya diantaranya: infeksi telinga tengah, barotrauma (trauma membran timpani akibat perubahan tekanan yang tinggi), trauma gendang telinga (mendorong kotoran telinga ketika membersihkan telinga sendiri,  binatang serangga yang masuk telinga), cedera kepala. Komplikasi dapat terjadi ketika robekan gendang telinga tidak tertangani dengan baik berupa penurunan pendengaran, telinga mudah terinfeksi.

Beberapa hal untuk menghindari robekan gendang telinga yaitu :

  1. Segera obati batuk pilek yang merupakan faktor resiko paling sering pecahnya gendang telinga pada anak-anak oleh karena antara hidung dan telinga terhubung saluran tuba eustakius
  2. Pengobatan segera jika terjadi infeksi telinga tengah yang gejalanya antara lain nyeri telinga, demam, batuk pilek, gangguan pendengaran, bisa disertai keluar cairan dari telinga.
  3. Saat pesawat lepas landas atau mendarat hindari peningkatan tekanan pada telinga tengah dengan cara membuka mulut atau mengunyah permen (gerakan mengunyah).
  4. Bila akan naik pesawat sedang flu atau riwayat alergi yang menimbulkan sumbatan hidung segera diobati dulu atau minta saran dokter THT untuk mempersiapkan kondisi tuba eustakius yang optimal.
  5. Jangan pernah mengeluarkan kotoran telinga sendiri dengan menggunaan kapas, jarum atau benda lainnya yang dapat merusak gendang telinga. Kotoran telinga manusia sebenarnya normal terjadi dan terdapat proses alami bergeraknya kotoran telinga kearah luar dengan kecepatan 1 mm/bulan. Bila kita menggunankan cotton bud sendiri ke dalam telinga maka hanya akan mendorong kotoran kearah dalam sehingga akhirnya mengumpul dan terdorong kearah gendang telinga.
  6. Sebaiknya kontrol kebersihan telinga tiap 6 bulan sekali ke dokter THT.

Semoga bermanfaat

JANTUNG BERDEBAR PADA PENDERITA HIPERTIROID

Oleh : dr. Mudzakkir Djalal, Sp. PD

Tanya :

Ass, mau tanya Dok, saya punya penyakit hypertiroid, saya sudah minum obat dari dokter selama 6 bulan, tapi jantung saya masih berdebar begitu kencang dan keras terdengar di telinga saya, apa saya harus minum obat rutin lagi ? trims sebelumnya.

Jawab :

Kelenjar gondok yang terletak di leher, merupakan salah satu organ tubuh yang menghasilkan hormon tiroid, hormon ini dalam keadaan normal sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai kebutuhan metabolisme. Apabila kadar hormon berlebih, akan menyebabkan berbagai dampak pada organ tubuh yang sangat mencolok yaitu organ jantung.

Apabila anda berdebar merupakan salah satu manifestasi klinik hormon tiroid atau gondok dalam tubuh yang berlebih. Rasa berdebar yang selalu anda rasakan kemungkinan kadar hormon tiroid yang ada dalam tubuh anda melebihi batas normal. Oleh sebab itu, sebaiknya obat yang telah diberikan oleh dokter anda yang terdahulu diminum kembali. Apabila belum ada perkembangan sebaiknya anda memeriksakan diri kepada dokter anda. Atau periksakan diri anda ke Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.

World Kidney Day

Hari Ginjal Sedunia minggu ke 2 Bulan Maret pada hari Kamis, tanggal 8 Maret 2018 di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan agenda kegiatan Penyuluhan gizi pada hemodialisa dan Donor darah dari Palang Merah Indonesia Kabupaten Kudus.

 

 

 

 

 

 

 

Acara dibuka oleh dr. BUDI SUSANTO P, Sp.RM selaku Wakil Direktur Pelayanan, mewakili  Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi . Dilanjutkan sambutan dari ketua CLBK “ CARE LOVE BE HEALTY KIDNEY” Drs. Hudlori, dalam sambutannya baik Wakil Direktur Pelayanan maupun Ketua CLBK sangat mendukung kegiatan tersebut, karena sangat bermanfaat bagi pasien dan mayarakat umum.

 

 

 

 

 

Kegiatan penyuluhan gizi oleh ELLIF SUSIANI dengan tema Gizi untuk Pasien CKD “Chronic Kidney Disease”.

Kegiatan Donor Darah diikuti oleh Pegawai RSUD dr. Loekmono Hadi dan masyarakat umum.

 

 

 

 

AYO PERIKSA GIGI (JANGAN TAKUT)

Oleh : drg. Umi Imamah

Sakit gigi bukanlah penyakit yang asing di masyarakat Indonesia. Penyakit ini diderita oleh hamper semua jenjang usia mulai dari anak-anak sampai dengan lanjut usia, dengan variasi penyakit yang bermacam-macam. Menurut FDI, Indonesia digolongkan dalam Negara dengan indeks karies (gigi berlubang) tinggi bahkan di atas Malaysia dan Brunei. Dimana rata-rata penduduk Indonesia memiliki gigi berlubang di atas 3-5 gigi. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya perlu usaha yang cukup keras dari tenaga kesehatan bersama-sama dengan masyarakat untuk menurunkannya. Apalagi Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Indonesia bebas gigi karies pada Tahun 2030. Sebetulnya hal ini dapat diatasi dengan pemeriksaan gigi yang teratur sesuai anjuran Dokter Gigi yaitu tiap 6 bulan sekali. Karena dengan periksa gigi secara rutin akan segera dideteksi adanya kelainan/penyakit sehingga akan segera dilakukan tindakan sesuai kebutuhan untuk mencegah keparahan.

Akan tetapi masalah yang sering dijumpai pada sebagian masyarakat ketika mendengar kata Dokter Gigi yang ada di pikiran adalah rasa linu, sakit, bur, suntik, kursi dan alat-alat yang mengerikan. Alasan lain juga muncul misalnya antrinya lama, dokternya kurang ramah atau bahkan alas an biaya (mahal). Dari semua alasan di atas yang paling banyak diakui pasien adalah takut, lebih spesifik lagi adalah takut sakit dan takut suntik. Rasa takut dirasakan betul pada anak-anak bahkan orang dewasa. Hal ini mungkin saja didapatkan ketika kecil sering ditakut-takuti (secara tidak sadar) oleh orang dewasa di lingkungannya, misal : “Awas ya jangan rewel nanti disuntik” atau “Jangan bandel ntar mama ajak ke Dokter Gigi biar dicabuttin gigimu” dan sebagainya. Kalau memang kondisinya sangat takut sebaiknya pasien dating untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan selanjutnya. Dengan mengetahu iinformasi yang benar dari sumber yang tepat maka akan dapat mengurangi ketakutan atau kecemasan.

Untuk itu silahkan datang ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, kami para Dokter Gigi akan berusaha membantu anda, memberikan pelayanan yang terbaik kami demi kesehatan gigi seluruh masyarakat khususnya Kudus dan sekitarnya.