Archives Agustus 2018

Santunan Kemanusiaan Untuk Gempa Lombok

Santunan Kemanusiaan Untuk Gempa Lombok

Suatu kebahagiaan bagi kami dapat membantu saudara kita yang tertimpa musibah gempa bumi di pulau lombok NTB.
Sabtu (25/08) relawan perwakilan dari RSUD dr. Loekmono Hadi telah menyerahkan bantuan senilai Rp. 34.502.000,- . Bantuan tersebut merupakan hasil donasi yang digalang dari seluruh civitas hospitalia RSUD dr. Loekmono Hadi.


Tempat penyerahan bantuan berada di RSUD Tanjung Lombok Utara.
Bantuan yang dikirim berupa :
1. Obat²an medis spesialis
2. Sembako
3. Selimut
4. Terpal Tenda
5. Bahan Makanan
Semoga bermanfaat bagi saudara kita di lombok dan menjadikan berkah untuk seluruh civitas hospitalia RSUD dr. Loekmono Hadi.
Amin.

#PrayForLombok
#RumahSakitPilihanUtamaMasyarakat

Peringatan Hari Raya Idul Adha 1439 H

Peringatan Hari Raya Idul Adha 1439 H

Kamis 23/08/2018, RSUD dr. Loekmono Hadi melakukan kegiatan penyembelihan hewan qurban sebanyak dua ekor sapi dan dua ekor kambing. Acara dimulai pukul 06.30 WIB dengan dipimpin langsung oleh direktur RSUD dr. Loekmono Hadi (dr. Abdul Aziz Achyar, M. Kes). Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan dari setiap ruangan rawat inap, rawat jalan dan staf bagian umum dan bertugas seusai dengan arahan.

Kegiatan qurban diakhiri dengan pembagian daging qurban kepada masyarakat sekitar rumah sakit.

PREDIABETES, PENTINGKAH DI WASPADAI?

PREDIABETES, PENTINGKAH DI WASPADAI?

Oleh : dr. Siti Khoiriyah, SpPK

RSUD dr. Loekmonohadi Kudus

Apakah prediabetes? Prediabetes meski belum tergolong diabetes, merupakan peringatan yang tidak boleh diabaikan. Sesuai namanya, prediabetes merupakan tahapan yang dilalui sebelum fase diabetes mellitus (DM) tipe 2. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah mulai melebihi batas normal, namun belum terlalu tinggi untuk dapat dikategorikan sebagai penyakit DM. Jika dibiarkan, prediabetes akan berkembang menjadi DM.

Bagaimana terjadinya? Penderita prediabetes memiliki faktor risiko yang hampir sama dengan penderita diabetes tipe 2 karena umumnya penderita DM tipe 2 sebelumnya mengalami kondisi prediabetes. Faktor risiko tersebut antara lain usia, obesitas, bapak atau ibunya penderita DM,merokok, konsumsi gula//soda yang berlebihan, kolesterol tinggi,  kurang aktivitas fisik dan hipertensi.Seseorang di fase prediabetes mulai mengalami resistensi insulin, sehingga kadar gula dalam aliran darah meningkat. Insulin adalah hormon yang membantu metabolisme gula. Kalau tidak diantisipasi, fase prediabetes bisa menjadi DM yang sangat rawan komplikasi berbagai penyakit berbahaya.

Bagaimna cara mengetahuinya ?Prediabetes tidak bisa dideteksi secara langsung karena tidak memiliki gejala yang khas.Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang umumnya dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kondisi prediabetes atau DMtipe 2.1.Tes gula darah puasa (GDP).Pasien  berpuasa antara 8- 12 jam sebelum menjalani tes darah. Kadar gula darah puasa pada pasien dinilai normal jika masih di bawah 100 mg/dL, dan  prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL. Pasien  dalam kondisi DM tipe 2 jika kadar GDP di atas 126 mg/dL.2.Tes toleransi glukosa oral (TTGO) 2 jam PP. Setelah sampel darah diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien diminta meminum cairan gula, kemudian pengambilan sampel darah  dilakukan lagi dua jam setelahnya.Kadar dikatakan normal jika hasil  kurang dari 140 mg/dL, dan kondisi prediabetes jika  berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL. Sedangkan hasil tes dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih sudah menandakan pasien menderita DM tipe 2.3.Tes Hemoglobin A1c (HbA1c).Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir, dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah merah. Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah yang melekat di sel darah merah.Kondisi pasien dikatakan normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7%. Pasien  prediabetes jika kadar HbA1c  pada kisaran 5,7 – 6,4%, dan DM jika kadar HbA1c 6,5% ke atas.

Apa yang harus dilakukan apabila sudah terkena prediabetes ?

Jangan panik , yang perlu dilakukan adalah dengan  menjalani gaya hidup sehatdengan memperbanyak aktivitas fisik. Pilihlah olahraga yang tidak terlalu menyita tenaga, dan lakukan selama 30 hingga 60 menit beberapa hari dalam seminggu, makan sayur buah tinggi serat, minum obat bila perluSelain bisa menormalkan kembali kadar gula darah, gaya hidup sehat juga bisa mencegah prediabetes berkembang menjadi DM tipe 2.

HUT RI ke 73

PERINGATAN HUT RI ke 73

Peringatan HUT RI ke 73 tahun 2018 diselenggarakan dengan penuh hikmat dan suka cita oleh seluruh civitas hospitalia RSUD dr. Loekmono Hadi. Kemeriahan acara peringatan 17 Agustus 2018 dilaksanakan dengan berbagai acara, seperti lomba gerak jalan yang diselenggarakan oleh Disdikpora, lomba karaoke, lomba keterampilan memasukkan pensil dalam botol,  lomba balon dan acara utama yaitu gerak jalan masal yang diikuti oleh seluruh pegawai RSUD dr. Loekmono Hadi.

Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi tampak antusias pada acara peringatan HUT RI tersebut. Beliau mengatakan ” Semangat kemerdekaan harus terus kita pupuk dalam kehidupan sehari-hari, khususnya keikhlasan pelayanan kepada pasien.”

Puncak acara peringatan HUT RI ke 73 pada tanggal 17 Agustus 2018, diselenggarakan upacara bendera yang dilaksanakan di halaman depan RSUD dr. Loekmono Hadi. Dalam acara tersebut juga dilakasanakan acara pemberian penghargaan tali asih kepada pegawai RSUD dr. Loekmono Hadi yang sudah purna tugas. Semoga semangat kemerdekaan terus kita jaga demi kemajuan RSUD dr. Loekmono Hadi pada khususnya dan kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA ke 73

JAYALAH NEGRIKU , JAYALAH BANGSAKU……… MERDEKAAAAA !!!!

 

Acara ramah tamah dalam rangka purna tugas Bupati Kabupaten Kudus

Purna Tugas Bupati Kabupaten Kudus

 

Acara perpisahan Bupati Kudus DR. H. Musthofa, SE. MM. menyusul berakhirnya masa jabatannya terhitung per 14 Agustus 2018 diwarnai keharuan dari seluruh civitas hospitalia RSUD dr. Loekmono Hadi.

Acara tersebut dipimpin oleh dr. Abdul Aziz Achyar, M. Kes dan dihadiri oleh Drs. Sudjatmiko, M.Pd, Samani Intakoris, ST. MT beserta jajaran pegawai di pendopo kabupaten kudus.

Acara perpisahan yang digelar di Aula Komite Medis tersebut tampak hikmat dan seluruh peserta mengikuti acara dengan rasa haru.

Semoga apa yang telah diberikan oleh bapak Bupati ke RSUD dr. Loekmono Hadi  senantiasa membawa manfaat kepada masyarakat kabupaten kudus.

 

 

 

TEPAT GUNAKAN OBAT, TUBUH LEBIH SEHAT

TEPAT GUNAKAN OBAT, TUBUH LEBIH SEHAT

Oleh: Nafiah Adiningrum, S.Farm, Apt.

(Kepala Instalasi Farmasi RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus)

 

SETIAP orang tentu ingin tubuhnya selalu dalam kondisi sehat dan tidak ingin sakit. Untuk itu perlu upaya menjaga kesehatan dengan berperilaku hidup sehat. Namun demikian, apabila tubuh dalam kondisi sakit, biasanya ada kecenderungan menggunakan obat. Padahal tidak semua gejala penyakit butuh obat. Banyak juga yang bisa sembuh sendiri tanpa obat.

Nah, kalaupun terpaksa harus minum obat, gunakanlah secara benar, agar efek dari obat tersebut sesuai tujuan.

Untuk bisa mendapatkan obat secara aman dan terjamin khasiatnya, dapatkan hanya di sarana Pelayanan Kefarmasian resmi, sesuai ketentuan per-undangan, yaitu; Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas atau Klinik; Apotek; dan Toko Obat Berizin khusus Obat bebas dan bebas terbatas.

Di tempat tersebut, Apoteker atau Asisten Apoteker penanggung jawab sarana yang akan menjamin keamanan dan mutu dari obat yang disediakan.
Hindari membeli obat dari media daring (online) yang tidak jelas sumbernya.

Obat tersebut bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter (Obat keras) maupun tanpa resep dokter (Obat bebas dan bebas terbatas). Pada saat menebus resep dokter atau membeli obat tersebut, jangan lupa untuk membaca informasi yang tertera pada kemasannya.

*Ingat,Tanya Lima O, ya

“Tanya Lima O” merupakan 5 (lima) pertanyaan minimal yang harus terjawab sebelum seseorang mengonsumsi obat merujuk pada kata “obat”, yaitu:

  1. Obat ini apa nama dan kandungannya?
  2. Obat ini apa khasiat/indikasinya?
  3. Obat ini berapa dosisnya?
  4. Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
  5. Obat ini apa efek sampingnya?

Selain itu, masyarakat diharapkan dapat bertanya hal lain yang diperlukan terkait dengan obat yang akan dan sedang dikonsumsi. Pada obat bebas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, semua informasi tersebut tercantum dengan jelas pada kemasan obat. Sedangkan pada obat keras yang diperoleh dengan resep dokter, masyarakat dapat bertanya pada dokter yang meresepkan atau pada apoteker pada saat menebus resep. Dalam Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) dari Kemenkes RI, keterlibatan masyarakat secara aktif sangatlah diharapkan.(*)

PENANGANAN NYERI

PENANGANAN NYERI

Apa itu nyeri ??

Oleh : dr. Satya Gunawan, Sp.S

Suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Atau pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Nyeri ringan (skala 1-3) biasanya bisa diatasi dengan mudah, dan pada umumnya akan hilang cukup dengan beristirahat, dan atau terapi fisik atau rehabilitasi tanpa obat. Pada kondisi tertentu, terutama pada nyeri kronik, kadang-kadang walaupun pengobatan sudah maksimal, nyeri ringan masih mungkin dirasakan, bervariasi antara 0-3, yang kembali lagi semestinya bisa diatasi dengan beristirahat, dan atau terapi fisik atau rehabilitasi, relaksasi atau meditasi.

Nyeri sedang apalagi nyeri berat pada umumnya tidak bisa sembuh tanpa obat. Terdapat bermacam-macam obat dan berbagai dosis obat serta cara pemberian obat yang di pakai untuk mengatasi nyeri, baik obat minum maupun obat suntik. World Health Organization (WHO) menetapkan pedoman pengobatan nyeri yang berjenjang agar penderita nyeri dapat terbebaskan dari nyerinya secara optimal, dengan bantuan obat sesedikit mungkin, dan dengan efek samping serendah mungkin.

Pengobatan nyeri bukanlah semata-mata hanya mengobati gejala nyerinya, namun sedapat mungkin mengobati penyebab nyerinya serta gejala ataupun efek penyerta akibat nyeri tersebut (misalnya sulit tidur, cemas, sulit berkonsentrasi, mual dan lain-lain), bila dapat diobati. Tidak semua penyebab nyeri dan gejala ikutannya dapat diobati secara maksimal, baik dengan terapi obat-obatan, rehabilitasi medik, maupun manajemen intervensi nyeri, bahkan operasi sekalipun. Diperlukan kejelian dan kebijakan untuk dapat melakukannya dengan baik dan benar.

Silahkan menghubungi dokter spesialis nyeri anda untuk mendapatkan penanganan nyeri yang tepat dan maksimal.

Salam Sehat

dr. Satya Gunawan Sp.S