World Kidney Day

Hari Ginjal Sedunia minggu ke 2 Bulan Maret pada hari Kamis, tanggal 8 Maret 2018 di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan agenda kegiatan Penyuluhan gizi pada hemodialisa dan Donor darah dari Palang Merah Indonesia Kabupaten Kudus.

 

 

 

 

 

 

 

Acara dibuka oleh dr. BUDI SUSANTO P, Sp.RM selaku Wakil Direktur Pelayanan, mewakili  Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi . Dilanjutkan sambutan dari ketua CLBK “ CARE LOVE BE HEALTY KIDNEY” Drs. Hudlori, dalam sambutannya baik Wakil Direktur Pelayanan maupun Ketua CLBK sangat mendukung kegiatan tersebut, karena sangat bermanfaat bagi pasien dan mayarakat umum.

 

 

 

 

 

Kegiatan penyuluhan gizi oleh ELLIF SUSIANI dengan tema Gizi untuk Pasien CKD “Chronic Kidney Disease”.

Kegiatan Donor Darah diikuti oleh Pegawai RSUD dr. Loekmono Hadi dan masyarakat umum.

 

 

 

 

AYO PERIKSA GIGI (JANGAN TAKUT)

Oleh : drg. Umi Imamah

Sakit gigi bukanlah penyakit yang asing di masyarakat Indonesia. Penyakit ini diderita oleh hamper semua jenjang usia mulai dari anak-anak sampai dengan lanjut usia, dengan variasi penyakit yang bermacam-macam. Menurut FDI, Indonesia digolongkan dalam Negara dengan indeks karies (gigi berlubang) tinggi bahkan di atas Malaysia dan Brunei. Dimana rata-rata penduduk Indonesia memiliki gigi berlubang di atas 3-5 gigi. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya perlu usaha yang cukup keras dari tenaga kesehatan bersama-sama dengan masyarakat untuk menurunkannya. Apalagi Kementerian Kesehatan telah mencanangkan Indonesia bebas gigi karies pada Tahun 2030. Sebetulnya hal ini dapat diatasi dengan pemeriksaan gigi yang teratur sesuai anjuran Dokter Gigi yaitu tiap 6 bulan sekali. Karena dengan periksa gigi secara rutin akan segera dideteksi adanya kelainan/penyakit sehingga akan segera dilakukan tindakan sesuai kebutuhan untuk mencegah keparahan.

Akan tetapi masalah yang sering dijumpai pada sebagian masyarakat ketika mendengar kata Dokter Gigi yang ada di pikiran adalah rasa linu, sakit, bur, suntik, kursi dan alat-alat yang mengerikan. Alasan lain juga muncul misalnya antrinya lama, dokternya kurang ramah atau bahkan alas an biaya (mahal). Dari semua alasan di atas yang paling banyak diakui pasien adalah takut, lebih spesifik lagi adalah takut sakit dan takut suntik. Rasa takut dirasakan betul pada anak-anak bahkan orang dewasa. Hal ini mungkin saja didapatkan ketika kecil sering ditakut-takuti (secara tidak sadar) oleh orang dewasa di lingkungannya, misal : “Awas ya jangan rewel nanti disuntik” atau “Jangan bandel ntar mama ajak ke Dokter Gigi biar dicabuttin gigimu” dan sebagainya. Kalau memang kondisinya sangat takut sebaiknya pasien dating untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan selanjutnya. Dengan mengetahu iinformasi yang benar dari sumber yang tepat maka akan dapat mengurangi ketakutan atau kecemasan.

Untuk itu silahkan datang ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, kami para Dokter Gigi akan berusaha membantu anda, memberikan pelayanan yang terbaik kami demi kesehatan gigi seluruh masyarakat khususnya Kudus dan sekitarnya.

GANGGUAN KECEMASAN

Oleh : dr. Agung Kadarman Stefanus, Sp.KJ

Perasaan kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Kecemasan pada dasarnya bukan merupakan gangguan. Kecemasan ini merupakan sinyal yang menyadarkan. Ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam, sehingga dalam banyak hal ia justru mampu meningkatkan kewaspadaan dan membuat tubuh bersiap melakukan suatu tindakan untuk mengatasi ancaman.

Kecemasan ini harus dibedakan dengan ketakutan. Keduanya sama-sama sinyal yang menyadarkan, tetapi rasa takut merupakan respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, bersifat eksternal (dari luar), jelas dan bukan bersifat konflik. Kecemasan merupakan respon dari suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, bersifat internal (dari dalam), samar-samar dan bersifat konflik.  Kecemasan mengacu pada antisipasi terhadap kekhawatiran akan masa depan (sesuatu yang belum tentu terjadi).

Kecemasan Menjadi Gangguan

Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Secara umum, kecemasan itu dikatakan menyimpang bila rasa cemas atau takut tidak proporsional atau berlebihan, sehingga individu tidak mampu meredam  (merepresi) rasa cemas tersebut, di mana kebanyakan orang akan mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti. Kecemasan ini berlangsung hampir setiap hari selama 6 bulan atau lebih dan menimbulkan gangguan pada individu untuk berfungsi secara  normal. Gangguan fungsi kehidupan sehari-hari ini  bermanifestasi dalam gejala penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

 Gejala Umum Gangguan Kecemasan

Setiap individu  mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu. Beberapa gejala yang muncul tidak sama. Pada individu tertentu satu gejala menonjol, tetapi pada individu yang lain gejala tersebut kadang tidak mengganggu. Beberapa gejala yang sering muncul :

  1. Perasaan cemas atau kuatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan  individu tidak mampu beristirahat dengan tenang (inability to relax).

1). Ketegangan motorik : kedutan otot atau rasa gemetar, otot tegang/kaku/pegal linu, tidak bisa diam, mudah lelah.

           2). Hiperaktivitas otonomik : Nafas pendek/ terasa berat, Jantung berdebar-debar, telapak tangan basah, mulut kering, kepala pusing/ melayang, mual, mencret, perut tidak enak, muka panas/badan menggigil, buang air kecil lebih sering, sukar menelan/ rasa tersumbat.

3). Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang : perasaan jadi peka/ mudah ngilu, mudah kaget/terkejut, sulit konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung.

  1. Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiata

FAKTOR PENCETUS MIGREN

Oleh : dr. SUSATYO PRAMONO HADI, Sp. S

Migren sudah dikenal secara luas di kalangan masyarakat karena banyak yang sudah mengalaminya. Gejala khas : nyeri kepala berdenyut yang bersifat sesisi (separoh) dengan nyeri yang cukup mengganggu aktifitas sehari-hari. Migren bisa terjadi karena adanya gangguan pada pembuluh darah di dalam kepala, sehingga selain menimbulkan nyeri kepala bisa juga disertai dengan gejala lain seperti : mual, muntah, photophobia(takut cahaya) dan phonophobia (takut suara).

Karena serangan migren sering berulang-ulang, maka kita perlu mengenali pemicunya, antara lain :

  • Stress
  • Suara bising
  • Kelelahan
  • Hormonal
  • Gangguan tidur
  • Cuaca
  • Alkohol
  • Cahaya yang menyilaukan
  • Bau-bauan tertentu
  • Lapar

Dengan demikian, selain minum obat anti migren, kita perlu menghindari faktor pemicu migren diatas.

ERUPSI OBAT ALERGIK

 

Oleh : dr. Endang Soekmawati, Sp.KK

 

Merupakan reaksi alergi pada kulit atau kulit dan selaput lendir, yang disebabkan obat. Obat adalah zat yang dipakai untuk mendiagnosis, mencegah dan mengobati termasuk jamu dan herbal.

Erupsi obat alergik berkisar dari gejala ringan sampai berat / mengancam jiwa. Makin modern, makin banyak obat/jamu/herbal dikonsumsi manusia, maka kejadian erupsi obat alergik makin banyak terjadi.

Masyarakat perlu mewaspadai hal tersebut bila terdapat gejala-gejala sebagai berikut :

  1. Makulopapuler / morbiliformis: bercak/bintik merah menyebar
  2. Urtikaria / angioudem = bidur/kaligata

Bila disertai angioudem/pembengkakan harus diwaspadai terutama bila sekitar saluran nafas membengkak karena dapat terjadi sumbatan saluran nafas.

  1. Fixed Drug Eruption : Sekitar mulut, penis (kadang di bagian tubuh lain) kemerahan / lepuh / lecet / lonjong / bulat, terasa panas.
  2. Eritroderma : hampir seluruh kulit kemerahan kemudian akan disertai sisik.
  3. Purpura / vaskulitis : Bintik kemerahan tidak hilang pada penekanan pada vaskulitis teraba penonjolan di bintik tersebut.
  4. Fotoalergik : kulit kemerahan di area terpajan matahari.
  5. PEGA (Pustulosis Exantema Generalisata Akut) : bintik bernanah dalam jumlah banyak.
  6. Steven Johnson Syndrom

Gejala di kulit (merah, lepuh, lecet), di mata (merah, keluar cairan/kotoran) dan lubang tubuh (mulut, kemaluan, anus lepuh, lecet)

  1. Toxic epidermal Necrolysis : pengelupasan kulit secara luas.

Bila menemukan gejala-gejala tersebut setelah konsumsi obat/jamu/herbal, masyarakat dapat segera mencari pertolongan medis terdekat agar kejadian tidak memburuk. Terima kasih, semoga bermanfaat.

ANCAMAN KEBUTAAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Oleh : dr. Djoko Heru Santosa, Sp.M

Penderita DM (Diabetes Mellitus) makin lama bertambah banyak jumlahnya, di mana komplikasi dari DM bisa mengenai beberapa organ tubuh, antara lain : Mata, ginjal, jantung, syaraf.

Pada penderita DM yang tidak terkontrol kadar gulanya makin mudah mengalami komplikasi pada mata, antara lain :

  1. Retinopati DM :

Pada penderita DM yang pertama mengalami gangguan adalah pembuluh darah kapiler (mikro angiopati). Dimana pembuluh darah tersebut mengalami penyempitan, sehingga nutrisi ke jaringan syaraf mata (Retina) akan terganggu, dan akhirnya fungsi penglihatannya akan menurun. Dan dapat berakhir menjadi kebutaan.

  1. Glucoma Neovasculer :

Pada penderita DM yang sudah lama (Kronis) dengan kadar gula darah yang tidak stabil, maka akan mudah terbentuk pembuluh darah baru (Neovaskuler) pada jaringan iris. Akibatnya aliran cairan di dalam bola mata akan terganggu, Akhirnya mata terasa kemeng, cekot – cekot, penglihatan kabur dan terjadi kebutaan.

  1. Katarak :

Pada penderita DM (Diabetes Mellitus) akan mempercepat proses terjadinya katarak. Dengan adanya katarak maka penderita akan mengalami penurunan tajam penglihatan (Kabur). Yang apabila tidak segera dilakukan tindakan operasi katarak akan berakhir dengan kebutaan.

  1. Perubahan Refraksi Sementara :

Pada penderita DM yang masih stadium awal, dengan adanya kenaikan kadar glucosa yang tinggi ( lebih 400 mg % ) maka akan mempengaruhi indek refraksi. Sehingga penderita akan mengalami gangguan penglihatan secara mendadak. Tetapi tidak disertai rasa sakit. Hal ini bisa di atasi dengan pemakaian / koreksi kaca mata bila kadar gulanya sudah kembali turun (normal) maka penderita dapat melihat jelas kembali tanpa kaca mata.

KESIMPULAN : Untuk menghindari adanya ancaman kebutaan pada penderita DM maka dianjurkan untuk kontrol gula darah secara teratur dan periksa ke dokter spesialis mata.

SEKILAS TENTANG HAMIL ANGGUR

Oleh : dr. Annurudha Budi Santoso, Sp.OG

 

Hamil Anggur atau dalam istilah medis dikenal dengan Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi khorialisnya mengalami perubahan hidrofobik atau kehamilan abnormal yang isinya tidak berupa janin tapi berupa jaringan seperti buah anggur.  Penyebabnya diduga karena faktor sel telur, gangguan dari trofoblast, sosioekonomi yang rendah, banyak anak, kekurangan asupan makanan yang mengandung protein pada ibu serta infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

Gambaran klinis hamil anggur pada seorang wanita hamil adalah terlambat menstruasi kurang dari 20 minggu, perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan hebat,  rahim membesar lebih besar dari usia kehamilan, tidak dirasakan adanya gerakan janin, mual muntah berlebihan pada kehamilan muda, keluar jaringan mola seperti buah anggur terkadang dijumpai adanya peningkatan fungsi kelenjar thyroid. Hasil pemeriksaan penunjang dari hamil anggur dijumpai dari test kehamilan positif (HCG + titrasi), foto polos abdomen tidak ditemukan tulang janin, USG ditemukan gambaran seperti badai salju. Bagaimana penatalaksanaannya ?

Pada kasus dengan hamil anggur selain dilakukan perbaikan keadaan umum juga harus dilakukan kuret atau pengeluaran jaringan mola dari dalam rahim.  Operasi pengangkatan kandungan dipertimbangkan pada kasus hamil anggur dimana penderita sudah mempunyai anak cukup atau dimana rahim membesar setinggi pusat atau lebih.  Pada seoarng wanita yang terkena hamil anggur, sesudah dilakukan kuret harus tetap dilakukan pengawasan rutin selama 1 tahun mengingat kemungkinan terjadi komplikasi berupa keganasan dari hamil anggur yaitu Choriocarcinoma.

GANGGUAN FUNGSI SEKSUAL PASIEN PASCA STROKE

Oleh : dr. Susatyo Pramono Hadi, Sp.S

 Stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung dan diikuti oleh penyakit cancer. Disamping itu stroke merupakan penyebab kecacatan terbanyak dibanding penyakit lain. Pada kenyataannya stroke bias menurunkan tingkat independency dan quality of life (QOL) penderitanya. Gangguan fungsi seksual adalah termasuk bagian dari QOL pasien pasca stroke baik laki – laki maupun perempuan. Gangguan fungsi seksual ini sering kali luput dari pengamatan para dokter dan juga sering tidak dilaporkan oleh pasien.

Fungsi Seksual

Fungsi seksual melibatkan suatu proses yang kompleks yang melibatkan susunan saraf pusat dan saraf tepi, serta saraf-saraf somatic dan otonom (bias dikendalikan) bekerja otomatis/ tidak bias dikendalikan. Stroke sudah dikenal menjadi salah satu penyebab gangguan fungsi seksual, meliputi beberapa hal : penurunan rangsang seksual, meningkatkan atau menurunkan gairah seseorang, penurunan tingkat kepuasan seksual. Stroke bias mempengaruhi penurunan libido, fungsi ereksi dan ejakulasi yang memburuk. Berkurangnya libido bervariasi dari 17% hingga 42%. Jadi tidak benar jika ada yang mengatakan stroke tidak mempengaruhi fungsi seksual pasiennya.

Penanganan

Penanganan pasien-pasien pasca stroke, para dokter perlu mengevaluasi fungsi seksual pasiennya karena adanya masalah gangguan seksual pada pasien pasca stroke bisa menyebabkan penanganan yang tidak tuntas. Masalah disfungsi seksual pasien pasca stroke jarang dideteksi karena pasien tidak mengeluhkan hal tersebut.

Stroke dengan sumbatan pembuluh darah otak tengah kanan (artericerebri media kanan) bias menjadi salah satu munculnya gangguan disfungsi seksual walaupun gangguan disfungsi seksual pasien stroke juga bias dipengaruhi oleh factor psikologis dan organik.

Penanganan disfungsi seksual pasca stroke akan lebih baik apabila melibatkan tim dokter yang terdiri dari neurologist, psychiatrist, dan urologist. Prinsipnya penanganan disfungsi seksual pasien pasca stroke sama dengan pengobatan disfungsi seksual pada umumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pasien pasca stroke baik laki-laki maupun wanita tetap bias menikmati hubungan seksual bersama pasangannya dan bias berkonsultasi dengan dokter spesialis jika ada masalah tersebut.