GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING

Oleh : Dr. Afif Zjauhari, Sp.THT-KL

            Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss) ialah gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan bising yang cukup keras dalam jangka waktu lama dan biasanya diakibatkan bising lingkungan kerja.

            Sebelum membahas lebih lanjut kita perlu mengetahui proses mendengar yang dimulai adanya suara à masuk liang telinga à menggetarkan gendang telinga à getaran ditransmisikan ke tiga tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes) di telinga tengah à tercipta energi  akustik à energi diteruskan ke koklea yang berisi cairan à cairan pada koklea bergerak à terjadi gerakan relatif  membran basilaris dan tektoria à gerakan relatif menyebabkan pelepasan ion bermuatan listrik oleh stereosilia sel-sel rambut à energi listrik ditransmisikan dan diproses sistem auditorius untuk menentukan lokasi suara, tinggi rendahnya dan kuat lemahnya suara.

            Gangguan pendengaran akibat bising bersifat tuli saraf koklea di telinga dalam dan umumnya mengenai kedua telinga. Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Secara audiologik bising adalah  campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi . Bising yang intensitasnya 85 desibel atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan di reseptor pendengaran terutama frekuensi 3000-6000 Hz dan yang terberat 4000 Hz.

Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat bising yaitu intensitas bising yang tinggi, frekuensi tinggi serta lebih lama terpapar bising. Gejalanya yaitu kurang pendengaran yang bisa disertai tinnitus (berdenging di telinga). Bila sudah berat disertai kesulitan menangkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila sudah lebih berat percakapan yang keras pun sulit dimengerti. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik, otoskopi serta pemeriksaan penunjang audiometri.

Oleh karena jenis ketulian adalah tuli saraf yang bersifat menetap  dan sulit diobati dengan obat maka prognosisnya kurang baik, Untuk itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian.

Pencegahannya antara lain mengusahakan bising lingkungan kerja kurang dari 85 desibel. Hal ini dapat diusahakan dengan cara meredam sumber bunyi misalnya mesin yang bising ditempatkan di ruang yang dapat meredam bunyi. Jika terpapar bunyi keras secara langsung harus melindungi diri dengan sumbat telinga atau tutup telinga. Untuk sumbat telinga atau tutup telinga dapat dibeli ditoko peralatan teknik,

Semoga bermanfaat

admin

Website:

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments