Jum’at (21/2) Siaran Radio Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan Narasumber dr. Fadhilla Fianurrachmania (Dokter Umum RSUD dr. Loekmonohadi Kudus) dengan tema “Batuk pada Anak”.
Batuk menjadi salah satu gejala penyakit yang cukup sering menyerang anak-anak. Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing masuk ke saluran napas bawah. Berdasarkan durasinya, batuk dibagi menjadi dua yaitu:
1.Batuk akut yaitu batuk yang berlangsung kurang dari 2 minggu
Batuk akut yang sering dialami anak adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ISPA yang terjadi pada saluran pernapasan atas berupa common cold, influenza, sinusitis, tonsilitis, maupun otitis media. ISPA yang terjadi pada saluran pernapasan bawah berupa bronchitis dan pneumonia. Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab baik bakteri maupun virus, oleh karena itu tidak semua gejala batuk pada anak memerlukan antibiotik.
2.Batuk kronik yaitu batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Batuk kronik juga bisa disebabkan karena alergi. Batuk alergi pada anak merupakan batuk yang timbul akibat paparan dengan kandungan alergen. Alergen yang dapat memicu batuk alergi di antaranya adalah makanan, tungau debu rumah, asap rokok, udara dingin, spora jamur, dan lain-lain. Batuk jenis ini biasanya bersifat kronis dan berulang serta lebih memburuk pada malam hari. Hal ini disebabkan karena pada malam hari, posisi tubuh akan lebih sering berbaring yang menyebabkan dahak akan tergenang di paru dan naik hingga tenggorokan, sehingga muncul refleks batuk.
Bagaimana cara mengatasi batuk pada anak?
Batuk yang disebabkan infeksi virus sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menggunakan obat-obatan. Orang tua dapat melakukan beberapa cara berikut ini:
1.Memberikan ASI
ASI mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh yang dapat memperkuat daya tahan tubuh bayi dalam melawan infeksi. Tak hanya itu, ASI juga baik untuk membantu mengencerkan dahak dan melegakan tenggorokannya.
2.Memberikan Uap Hangat
Uap hangat berfungsi untuk mengencerkan dahak dan membantu anak bernapas lebih lega. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memandikan anak dengan air hangat atau menggunakan alat pelembab udara (humidifier). Saat menggunakan uap hangat, pastikan suhu uap tidak terlalu panas (sekitar 37,2-38oC).
3.Memberikan minuman hangat
Jika usia bayi sudah lebih dari 6 bulan, dapat diberi air putih yang hangat. Namun, perlu diingat, jangan memberikannya minuman hangat yang dicampur madu pada bayi usia kurang dari satu tahun, karena madu dapat menyebabkan botulisme.
4.Obat-obatan
Saat ini, banyak obat batuk untuk anak yang dijual bebas di pasaran. Meskipun dijual bebas, orangtua haruslah memperhatikan penyebab serta jenis batuk pada anak sebelum memberikan obat. Sebaiknya pemberian obat batuk pada anak dilakukan sesuai anjuran dokter.
Apa saja yang perlu diwaspadai ketika anak sedang batuk?
Selain melakukan cara-cara di atas, orang tua disarankan untuk terus memantau perkembangan anak selama sakit. Waspadailah jika muncul beberapa gejala berikut:
1.Kesulitan bernapas yang ditandai dengan kepala terangguk-angguk, pernapasan cuping hidung serta ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat anak bernapas.
2.Anak bernapas lebih cepat dari biasanya
3.Demam dengan suhu diatas 39 derajat celcius
4.Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya
5.Kejang, letargis atau tidak sadar
6.Warna bibir dan ujung kuku berubah menjadi pucat atau kebiruan
Jika anak mengalami beberapa kondisi tersebut segera periksakan anak ke rumah sakit terdekat agar segera diberikan penanganan lebih lanjut.
Siaran langsung acara “PKRS” dapat anda dengarkan di 88 FM Radio Suara Kudus setiap hari jumat pukul 16.00 wib.