Di masa pademi, anak menjadi salah satu perhatian serius mengingat merekalah penerus kita Kegiatan pembelajaran daring yang terus berkelanjutan berdampak pada kesehatan mental dan fase tumbuh kembang menuju remaja. Pemicunya ada banyak hal. Pengawasan guru dan orang tua yang lemah, tingkat kebosanan yang tinggi, belum lagi tentang pasal ‘stay at home’ yang secara tidak langsung memenjarakan mereka dari hasrat interaksi tinggi bawaan si anak. Apalagi ketika perekonomian keluarga minim, anak-anak dipaksa keadaan untuk menukar dunia kebebasannya dengan bekerja. Bagi keluarga yang berada, kebosanan anak akan berlanjut dalam dunia gadget menikmati game online tanpa kenal waktu. “Ijin kekebasan berselancar” diberikan agar tidak ‘rewel’ Sementara bagi keluarga yang miskin semakin terpuruk dalam pembelajaran karena kesulitan membeli smartphone dan kuota internet demi memahami ‘hujan’ tugas online dari guru. Masalah depresi juga menjadi ancaman yang serius. Orang tua yang kecerdasan akal dan spiritual kurang tidak sanggup menjadi guru bagi anak. Akhirnya anak menjadi objek kemarahan, caci maki, tindak kekerasan hingga sasaran pembunuhan. Bagaimana nasib bangsa kita ke depan? Anak Online, Sehatkah???
Youtube : Klik disini